Sejak mengawali jabatannya sebagai Bupati Jember, perempuan bernama Faida itu telah menuai pujian sekaligus kecaman.
Perempuan yang dilantik pada bulan Februari 2015 sebagai Bupati Jember itu terkesan senantiasa mengambil kebijakan yang tak lazim.
Atas ke tak lazim itu pendukungnya menilai sebagai kebijakan yang progresif positip bagi fondasi pembangunan kabupaten Jember.
Sebaliknya, para pembencinya memandang sebagai kebijakan yang kontra produktif dan merugikan masyarakat Jember.
Ambil saja contoh sikap ngototnya tak Sudi membangun komunikasi aktif dengan DPRD Jember, justru dinilai sebagai sikap yang tegas menolak kompromi dalam bentuk apapun.
Termasuk masalah besarnya Silpa, yang angkanya cukup fantastis tak membuat Faida bergeming.
Kelompok yang tak suka menilai Faida tak mampu membangun komunikasi yang baik sehingga menyebabkan masyarakat Jember tak dapat menikmati percepatan pembangunan akibat terlalu besarnya sisa anggaran.